Selasa, 28 Oktober 2014

naik naik ke puncak gunung

biar lereng gunung bernyanyi, hingga habis suara. untuk sepasang jejak kaki  yang mengingat derap langkah langkahnya. riang dan hangat, bergandengan, mengayunkan sepasang lengan.
biar lereng gunung bernyanyi, merayakan semak dan pohon yang tak mengenal namanya menyambut pecahan subuh menggelitik telapak kaki. sepasang suara mesra merayu udara, katakan tak lelah, katakan selamanya.
di sepanjang pelukan yang terulur dari dasar jurang hingga menyentuh awan. biar lereng gunung bernyanyi, beradu merdu dengan sayup sayup bisik ranting dan daun daun, berdebat tentang umur, sepasang bibir tertawa lirih.
langit berkedip, bintang bintang berkelip, mengintip lereng gunung bernyanyi, meninabobokan sepasang jantung beradu degup dalam satu kantong tidur*