Apa yang
dapat dibicarakan, tentang dini hari. Berseri sekaligus perih. Menyadari bahwa seseorang mungkin terluka di luar sana. Dingin
dan ngilu. Kemarin seperti melambaikan
tangan, mencoba mengubah wajah sendunya jadi lirik lagu.
Cinta masih
terjaga. Suaranya lebih halus dari detak jantung, bukan siapa siapa, bukan siapa siapa. Jam dinding
menyahut, masih, masih, masih. Ruangan seumpama
rahim, pada saatnya melahirkan pesan dan kesan. Tentang rindu, tentang ragu. Seseorang
memaksa dirinya untuk sempurna. Tarian asap seirama huruf huruf berloncatan.
Kupu kupu
yang lucu, bunga bunga mengangguk. Asbak membaca jejak kehangatann bibirmu pada
puntung sigaretku. Bibirmu, bukan bibirku. Akan kufitnah setiap batang
sigaretku mengada ada. Kau tak pernah ada. Kau tak pernah ada. Cinta hanya
bermimpi, kurentangkan sayap sayapku terlalu dini. Bunga bunga belum ditanam. Taman
masih hamparan bebatuan.
Segelas kopi lagi, sedikit tambahan gula, bersulang untuk berkurangnya usia. Instan*