Selasa, 31 Mei 2016

dari kursi ke hati

Salah satu cara belajar menjadi manusia adalah melihat dan mengerti jejak air mata. Sebutir air mata yang telah terjatuh dari sebuah wajah. Jatuh, setelah sebutir air mata mengalir menyusuri wajah, lalu jatuh, pecah, ke tungkai, telapak kaki, jemari kaki, lantai,  atau tanah. Apakah air mata sedih atau bahagia. Atau hanya air mata cinta. Air mata cinta, air mata cinta tak berharga, tak ternilai harganya. 
Salah dua, masih entah

Kursi, kursi, kursi, untuk semua hati, dengarlah di saat letih. Kursi tak mengalahkan siapa siapa. Kursi hanya bernyanyi setelah membaca hati, seratus kali atau lebih. Menjelang pagi. Tuhan selalu baik hati*