Minggu, 16 September 2012

yang

Musim panas, salju kuning berguguran. Salju hangat yang menciptakan rasa gatal bila terjatuh di sudut mata. Jalan jalan penuh bayang bayang, pepohonan, kendaraan, tubuh tubuh tanpa wajah. Bayang bayang yang selalu bergerak seolah tertiup angin. Aku merasa tidak sendirian menginginkan segala yang tidak ditemukan, macam halilintar dan hujan.

Angin terasa sejuk dan kering mengusap pipi. Membujuk hati kembali memeluk yang tak berbentuk. Rasa. Mungkin namanya hangat, senang atau sayang. Sementara mengenang jalan jalan gersang di negeri antah berantah, kau semakin entah. Ketika kudekati pintu rumah.

Sebutir salju kuning di pundakku menceritakan sebuah musim, seruas jalan, selintas pertemuan denganmu. Belum selesai ketika segalanya usai*