Sudah larut.
Selalu malam terlalu larut.
Hanyut ke arahmu. Lalu aku menunggu kauceritakan kembali tokoh tokoh negeri mimpi. Mereka sangat mahir merajut benang benang kusut di lantai, tanah, pasir, juga permukaan air. Menyelamatkan kaki kaki dari jerat yang tak mengikat, cuma mengingat.
Pekat, kau melekat di pintu nafas*