Rabu, 26 September 2012

*2*

Maukah kau segelas kopi. Malam lengang. Melapangkan kenang. Aku menjelma belalang, berdiam dan melompat dari ranting ke ranting tanpa tujuan. Itu sebabnya kau mengataiku tanpa harapan. Kau benar, tanpa harapan juga menyenangkan. Ketika kutanyakan, maukah kau segelas kopi, bukan kepada diriku sendiri atau seseorang yang ada di sini.

Apakah ada yang tidak beres, akal mulai menyebalkan, mau tahu yang bukan urusannya. Tak akan kutawarkan segelas kopi kepadanya meskipun cuma untuk basa basi.

Suara tawamu berada jauh di dalam kepalaku, begitu dalamnya hingga tak terdengar. Baguslah, aku tak ingin diganggu oleh siapapun yang selalu ingin tahu. Mencari bukti bahwa tak akan pernah ada segelas kopi yang kutawarkan padamu. Yang semacam akal memang tak pandai beramah tamah kepada segala jenis serangga.

Maukah kau segelas kopi, menjelang pagi*