Kamis, 04 Juni 2015

iradah

Ketika sebongkah batu tak berdaya di tangan seorang manusia, dia menjadi senjata, perhiasan, atau hasil karya seni. Sekelompok batu tak berdaya bersama sama menjadi bagian dari sebuah bangunan, mungkin istana, penjara, atau tempat ibadah, menjadi pondasi, dinding atau pilar penyangga. Ketidakberdayaan menjadikan batu batu berguna, indah, dan lebih berharga.
Kebebasan dan kemerdekaan bagi batu batu semacam berserakan, kemungkinan terinjak, menjadi sandungan atau penghalang.

Bagaimana dengan manusia, yang konon berasal dan kembali daripada debu. Debu bisa jadi serpihan batu, atau serpihan batu serupa debu*