Senin, 22 Juni 2015

untukku dan anakku

Jadilah keheningan, setiap malam, jadilah keheningan. Supaya kau selalu datang, duduk dekat, kulihat kau hangat. Aku diam, kau dekap. Maka aku lupa pada segala yang kuabaikan. Menjadi tepat dan cermat, betapa, ah betapa apa…
Tidak apa apa. Segalanya akan baik baik saja. Karena telah kulupakan cara kerja semua orang, juga barang barang. Keheningan lebih luas dari rentang sayap malaikat, dan keheningan tidak mencatat.
Seperti sebuah gambar yang telah selesai kaubuat. Keheningan melekat di dinding, tidak menghitung waktu, mengacuhkan setiap pengamat. Dan tidak menjawab, saat satu persatu suara mulai bertanya, apakah itu nyata, siapa pembuatnya, kapan, di mana, mungkin ribuan tanya lainnya.
Keheningan masih mendekap hangat, meskipun pecah, asalkan aku masih duduk diam diam, seperti malam, mengabaikan datangnya fajar hingga siang berlalu. Diam seperti sebuah gambar yang telah selesai kaubuat.
Pada selembar kertas, seekor anak kucing, cantik dan lucu, berbulu lebat, bermata bulat, duduk di rerumputan. Kiara, terbaca pada bagian kanan atas kertas*