Jadilah
keheningan, setiap malam, jadilah keheningan. Supaya kau selalu datang, duduk
dekat, kulihat kau hangat. Aku diam, kau dekap. Maka aku lupa pada segala yang
kuabaikan. Menjadi tepat dan cermat, betapa, ah betapa apa…
Tidak apa
apa. Segalanya akan baik baik saja. Karena telah kulupakan cara kerja semua
orang, juga barang barang. Keheningan lebih luas dari rentang sayap malaikat,
dan keheningan tidak mencatat.
Seperti
sebuah gambar yang telah selesai kaubuat. Keheningan melekat di dinding, tidak
menghitung waktu, mengacuhkan setiap pengamat. Dan tidak menjawab, saat satu persatu
suara mulai bertanya, apakah itu nyata, siapa pembuatnya, kapan, di mana, mungkin ribuan tanya lainnya.
Keheningan
masih mendekap hangat, meskipun pecah, asalkan aku masih duduk diam diam,
seperti malam, mengabaikan datangnya fajar hingga siang berlalu. Diam seperti sebuah
gambar yang telah selesai kaubuat.
Pada
selembar kertas, seekor anak kucing, cantik dan lucu, berbulu lebat, bermata
bulat, duduk di rerumputan. Kiara, terbaca pada bagian kanan atas kertas*