Minggu, 14 Juni 2015

Di Taman Hati,

Dia menulis untuk seseorang, yang mau membaca dengan baik. Seseorang yang membaca dengan baik dapat membaca banyak kisah dalam sebuah cerita. Suatu hari kelak dia hendak mendengar seseorang menceritakan sebagian dari banyak kisah yang terbaca dari satu cerita. Agar dia menuliskan kembali untuk seseorang yang mau membaca dengan baik beberapa cerita yang dapat ditulisnya setelah seseorang menceritakan banyak kisah yang didapat dari membaca dengan baik sebuah cerita.
Sesorang yang menulis untuk dia yang mau membaca dengan baik tidak membutuhkan yang lain saat menulis atau membaca, selain kata kata sederhana untuk menyusun sebuah kalimat sederhana untuk mengakhiri cerita. Sayangnya, seseorang yang menulis dan dia yang membaca dengan baik tak sampai hati untuk menghentikan kisah kisahnya. Seperti seorang ibu tak sampai hati merenggut kenyamanan dari anak anaknya, seperti seorang nenek tak jenuh jenuh memenuhi keinginan cucunya.
Ibu atau nenek itu terus mendongeng, seolah tak kenal lelah. Ibu atau nenek sebenarnya sedang kehilangan kendali, tak mampu membendung hasrat kerinduannya sendiri. Kenangan manis, kasih sayang, harapan indah, mengalir deras, dari jantung ke sekujur tubuh. Kasat mata tapi nyata, serupa udara memenuhi ruang sekaligus ada di mana mana. Menyelubungi mata anak anak yang menatap penuh minat sambil menggenggam bola dunia. Cerita cerita ibu atau nenek membesarkan mata dan hati anak anak. Dunia menjadi si kecil, lugu, manja, periang dan bersemangat di mata hati semesta ketika membelalak selebar mata anak anak saat dibacakan cerita. Dunia si kecil, hanya dihuni oleh dua orang yang saling menyayangi, seorang anak yang mengenang ibunya dan seorang ibu yang teringat anaknya*


Satu satunya kata ‘shawm’ dalam Al Quran berkaitan dengan kisah seorang perempuan suci yang melahirkan Nabi Isa AS - Maryam. (Jalaluddin Rakhmat; Kompas, Desember 1998)