Jumat, 26 Juni 2015

premis antagonis

Seandainya aku manusia, tak peduli lelaki atau perempuan, pasti kukatakan, aku mencintaimu. Tak jenuh jenuh, kupandang matamu, kudengar bibirmu, kunikmati gerakmu, sepanjang usiaku, hingga kautahu aku hanya ingin mencintai. Kunanti kau bertanya atau meminta padaku. Kapanpun kauinginkan, segera akan kukatakan, aku mencintaimu. Cintaku tak akan layu, tak akan pernah terpikat aroma atau rupa lain yang ditawarkan waktu.

Atau, lebih baik aku sekuntum bunga. Sembarang wangi dan warna, asal kausuka. Bergetar ketika kaupatahkan ranting atau duri, sentuhanmu membuatku berseri, serasa terbang saat kaudekatkan. Di manapun kautanam cinta, aku tumbuh, mekar, siap menyatakan keindahan yang ingin kaukatakan. Hari pasti berlalu, aku pasti layu, kau selalu musim semi, saat terindah di bumi, saat aku baru terlahir kembali*