Senin, 25 Februari 2013

hello midnight

Tidak perlu warna biru untuk menggambar laut. Sebatang pensil cukup. Pensil apa saja, berapapun harganya. BB, 2B, 5B, 8B, atau apapun jenisnya,juga pensil pensil yang tak mencantumkan standar apapun. Kita akan tahu apa saja yang tergambar pada kertas tanpa warna. Buta warna tidak akan menjadi masalah. Awan, pohon, bunga bunga, sungai dan lautan akan terlihat seperti apa adanya sekalipun tidak berwaena. Begitu pula luka. Gambar luka berdarah akan terlihat seperti luka berdarah tanpa harus diwarnai merah. Murid taman kanak kanak mungkin kurang puas dengan gambar hitam putih, tidak yang lainnya. :Lagi pula hitam putih sebenarnya bukan hanya dua warna, manusia dewasa pasti mengenal dan memahami tentang gradasi di antara dua warna, hitam putih, mungkin hanya sepuluh, mungkin seribu atau lebih.
Aku mengenalmu dan memahami kau mengenalku. Aku menggambar laut dan langit hanya dengan pensil, lengkap dengan gelombang, ombak dan buih. Langitnya juga memiliki awan awan yang selalu bergerak seirama cuaca dan musim. Badai hitam putih. Air dan api hitam putih. Dan kau yang mengerti aku mengenalmu. Lidah dan gigi hitam putih. Dan tak ada seorangpun yang berani mengatakan laut dan langit hitam putih bukan gambar laut dan langit yang sebenarnya. Seindah laut dan langit yang tidak hitam putih. Burung merak adalah burung merak meski bulu bulu ekornya tidak diwarnai, seperti laut, langit, air, api.
Cukup sebatang pensil. Percakapan kita tak habis habis. Sebatang pensil untuk digigit saat sedang memikirkan laut dan langit hitam putih. Rasanya manis*