Senin, 25 Februari 2013

alur

Aku mesti menyeberang jalan sesering mungkin supaya punya alasan tepat untuk bergandengan tangan. Kau bilang aku kurang waras. Jalan lurus kubuat simpang siur. Kau tahu aku cuma ingin diperhatikan. Kau benar. Aku tidak merasa bersalah mengacaukan lalu lintas. Tidak ada rambu rambu dilarang menyeberang bagi pejalan yang sangat suka bergendengan tangan. Terlambat tiba di tujuan juga bukan masalah besar atau kecil. Saat tangan tangan saling menggenggam waktu terdiam, menatap lampu merah, kuning, hijau sibuk menyala bergantian. Mengingatkanku pada pohon natal di seberang jalan.
Sebuah lampu bersorot terang kadang kadang mendekat cepat, roda menderit, mencengkeram jalanan kuat kuat. Mereka semua bisa berhenti mendadak, seisi kota atau negara atau benua. Tanpa bertanya hendak kemana aku menggandeng tanganmu. Hahaha, mereka melihatku, kemudian ingin tertawa sepertiku.
Tempat tempat indah selalu berkelok jalan jalannya menuju ke sana&