Kemarilah
sayang, jangan sibuk atau lelah. Kita harus bicara. Aku ingin mendengarmu
mengatakan semua yang tak dapat kaukatakan pada semua orang. Dunia akan baik baik saja, meskipun kita
acuhkan sebentar atau lama. Tapi aku bakal merana, bila tak ada kau dekatku,
atau didekatmu tanpa kauperhatikan sepenuh hasratmu.
Kemarilah
sayang, dekat dan lebih dekat. Akan kubisikkan sebuah rahasia yang tak akan
pernah terbuka sepanjang usia semesta. Kau tahu, telah kaudengar sejak pertama
kita berjumpa saat pandangan matamu tertuju padaku, segalanya akan berlalu, dan
kita selalu begitu tentang sesuatu. Yang lucu, yang membuatmu tertawa yang
menjadikan aku terus mengulang ulang beberapa kata.
Kenapa.
Bagaimana. Benarkah. Kita lupa. Kita bertanya tanya. Kita ada. Kita siapa. Kita
tertawa. Dan tak ada yang mencuri waktu. Kita menunggu waktu datang, atau kita
tak peduli, waktu memamerkan kesanggupannya mengubah segalanya dalam sekedip
mata, kemudian memohon kita meminta kesepakatannya tentang menikmati
ketepatannya.
Kemarilah
sayang. Kueratkan genggam tangan. Kulekatkan lengan. Padamu. Kugumamkan, kau
tahu tanpa kuberitahu, kau sungguh tahu hanya kau yang tahu. Aku kecil dan
dungu dan lucu dan kau mau jatuh hati untukku*