Sudahlah,
tengah malam mengiba pada kegilaan, telah berabad abad. Buang saja isi kepalamu, isi dada, isi
tiada. Tak akan mengotori apa apa. Surga selalu siaga, sebarisan malaikat siap
membersihkan lantainya. Neraka selalu menyala, panasnya cukup melelehkan segala.
Alangkah murahan. Lidah tanpa tulang. Sebutir air
mata tersesat, sehembus asap mengolok olok setetes ingus yang baru terjatuh. Tengoklah dunia, makan, mandi,
memuji, menghina, minum, maklum, tak ada yang susah. Ingkar sambil berjalan melingkar.
Catat lalu bakar, sekalian telan. Biar jadi abu dalam kepalamu, dalam dada, dalam tiada*
Catat lalu bakar, sekalian telan. Biar jadi abu dalam kepalamu, dalam dada, dalam tiada*