Senin, 10 November 2014

langkah langkah



Jam empat pagi, masih bimbang tentang jalan. Sambil duduk bersila di atas kursi. Tidakkah terlihat ironis. Menyilangkan kedua kaki. Jika kelamaan akan kesemutan. Kenapa dinamai kesemutan, padahal tak ada semut seekorpun mendapatkan peran. Rasanya menggairahkan, getaran tajam menyerang tungkai dan telapak kaki. Menusuk, menggelitik, setelah beberapa waktu mencoba mencari kata atau frasa yang tepat untuk menjelaskan pengalaman spiritual, akhirnya menemukan. Kesemutan setara dengan pengalaman spiritual. Paling tidak keduanya dapat dirasakan sebagai akibat dari duduk bersila terlalu lama.

Jam empat pagi menatap sepasang mata, putus asa bercampur lega. Baik baik saja segalanya. Jam berikutnya sudah dekat, hampir tiba untuk menggantikan tempatnya, jarum penunjuk detik masih berputar, berpindah tempat dengan riang. dari titik ke titik, angka ke angka. Menggoda dengan sengaja. Mengajak bermain seekor kucing yang sedang duduk menghadap dinding, penuh minat mengamati seekor cicak yang entah sedang apa. Tak ada yang tahu seekor cicak hendak ke mana pada jam lima*