Selasa, 22 September 2015

ikan di mata air

Sekarang, aku hanya ingin menjadi puisi, yang kautuliskan dan kaubaca berulang kali.
Sempurna atau setengah jadi, gelap atau terang, keruh atau jernih. Asal kautulis dan kaubaca dengan sepenuh hati. Berulang kali seperti pertama kali.

Biarkan aku jadi puisi, untukmu dan untuk setiap kata yang menemukan bahasanya sendiri.  Puisi yang tak peduli. Puisi yang tak mau tahu, tentang segala yang semestinya ia tahu, hanya untuk tahu, bahwa puisi tak tahu cara menulis dan membaca dirinya sendiri*