Selasa, 19 April 2016

home sweet home



Tak kusangka, kau sanggup mengaburkan makna kata. Kota dan rumah. Rencana dan angan angan. Kerinduan dan kehilangan.
Pohon pohon di halaman diam. Karena tak kenal, apalagi paham, tentang kepalsuan. Dan aku, kaukembalikan aku jadi murid taman kanak kanak, belum dapat menuliskan sendiri namaku pada buku buku bergambar. Bapak atau ibu membelikannya untukku, bambi, pena dan botol tinta, keangkuhan dan kerendahan hati.
Duduk tanpa bersandar, kuharap dapat membuatku jera menyangkal asam dan pahit asap yang kuhirup lantas kuhembuskan. Keluarga kucing tidur pulas, damai, menguarkan kehangatan di setiap sudut. Dinding tegak, warna kusamnya menyiratkan pesan, jangan cemaskan retak. Langit langit menatapku, memahami, memaklumi. Mungkin sekarang saatku bermimpi.
“Aku hanya ingin pulang. Aku hanya ingin pulang.”
Ke dalam pelukan, kudengar suara redup sinar lampu mengusap mataku, menerangi bisikanku*