Tulisan pertama,
ingin kucari, kutemukan kembali.
Duduk bersamamu,
meluangkan lebih banyak waktu untuk memikirkan bagaimana caranya agar kau tak
ingin sempurna. Jangan sedih, jangan berkecil hati karena aku. Kesedihanku tak
ada hubungannya denganmu. Aku berharap kau masih percaya atau setidaknya pura
pura mengerti, aku tulus sepenuh hati. Akan kubuktikan, aku siap menanggung
segalanya demi kau menjadi susunan kalimat kalimat yang tak pernah ingin
kuralat.
Seandainya hanya
satu, di antara kau atau aku, harus menjadi pengecut atau pembual ketika dituntut
menghadapi kenyataan. Akan kupaksa kau mengalah. Akulah dia, tak tahan kau dicela,
tak rela mendengar mereka berkata kau mengada ada. Akulah dia, pengecut atau
pembual, pengecut sekaligus pembual boleh juga.
Aku sanggup mengatakan apa saja demi kau
percaya, aku baik baik saja meski kelelahan mencari. Aku baik baik saja, hanya tak
menyangka, kau tak mencari namun menemukanku kembali. Kulihat matamu berkaca kaca, seperti bertanya,
adakah yang terluka.
Ingin kutuliskan
berkali kali, aku selalu baik baik saja, masih membacamu apa adanya*