Selasa, 19 April 2016

bekal hidup



Beberapa orang mengumpulkan bekal hidupnya dengan cara mengais sampah. Aku melihat. Mereka seperti menulis yang tak sanggup kutuliskan dengan kata kata.  Mereka membuatku bertanya, apakah aku sungguh sungguh membutuhkan kesedihan? Jika ya, untuk apa, selain untuk menjadikan diriku manusia?
Seseorang yang menjadikan dirinya semacam pesulap. Memakai sebuah topi yang sesaat nanti dari dalamnya akan kukeluarkan seekor kelinci. Di atas pentas, seekor kelinci kumunculkan dari dalam sebuah topi, putih dan manis. Seekor kelinci yang membuat penonton  mendesah, kagum, menggumam, senang, bertepuk tangan, puas. Berapa orang pesulap hidup di bumi, berapa pesulap mengenakan topi, berapa ekor kelinci seolah olah terlahir dari topi. Beberapa orang mengumpulkan bekal hidupnya dengan cara membodohi orang lain. Beberapa orang mengumpulkan bekal hidupnya dengan cara membela dirinya, dengan gigih dan penuh percaya diri, berkata seorang pesulap tidak membodohi siapapun, semua pesulap menghibur setiap orang, setidaknya dengan seekor kelinci putih yang datang dari kedalaman sebuah topi hitam.
Aku membutuhkan kesedihan, demi meraih kesempatan untuk mengubah setiap kesedihan menjadi kesenangan, atau kebahagiaan, atau kebanggaan.
Beberapa orang mengumpulkan bekal hidupnya dengan cara membeli dan menjual, barang dan jasa. Apapun bentuk dan rasanya, berapapun harganya. Setiap orang mengumpulkan bekal hidup di dunia.
Aku ingin berkata, hidup teramat singkat. Setiap mahluk telah dibekali cukup untuk seumur hidup, bekal yang diberikan bersamaan dengan denyut jantung. Aku berharap kau marah karena aku sungguh ingin mengatakannya kepada setiap orang. Aku berharap kau akan mencibir, kemudian berpaling dan selanjutnya menyebutku hipokrit yang munafik. Bahkan sempat terpikir, aku akan lebih puas dan lega seandainya kau menampar atau meludahi wajahku, setelah meneriakkan umpatan paling biadab tepat di depan telingaku. Apakah aku sakit jiwa dan sesat pikir? Tidak sama sekali. Aku hanya sedang menyayangi diriku sendiri, mungkin juga sekaligus menyayangi segenap mahluk penghuni bumi. Aku membutuhkan kesedihan, bahan utama yang harus ada untuk kuciptakan kesenangan, atau kebahagiaan, atau kebanggaan.
Seandainya benar, harus berpikir agar sungguh sungguh ada. Aku ingin memikirkan cara agar sungguh sungguh tiada. Tak pernah ada*

(NB : Tulisan ini ada karena sms dari no +62853439…. yang saya terima pada tanggal 18April2016,02.55pm dan 19April2016,10.44am. “sy REZKY dari MALAYSIA Brencana investasikan uang sy Sbagai bekal hidup di indo,sy butuh org yg bs sy percayakan uang sy RM 5jt,bila Bsedia, sms di 0853439….”)