Sabtu, 28 Februari 2015

pelangi pelangi

Bukan kau yang tak kelihatan saat kau tak ada di sini. Kau selalu ada dan tak pernah kemana mana. Hanya ingatan matahari yang pergi, tak lagi ada di sini, tak tahu kemana dan kenapa. Cahaya seolah lupa cara menghias angkasa. Sia sia gerimis dan hujan menempuh perjalanan rumit demi memenuhi kerinduan para bidadari turun sebentar ke bumi.
Matahari hanya termenung, manyun dan bingung, seperti lupa atau tak kuasa mengucapkan mantra untuk menyihir jejak air jadi lengkung tangga warna warni dari surga. Lantas semua mulai bertanya, bergantian atau bersamaan, kau sedang kemana dan kenapa, kepada sepasang mata yang kehilangan kata kata.
Sepasang mata menggeletar dan menggigil. Sepasang mata kedinginan diserang air. Air yang dingin dan hening, nyaris putus asa, tak lagi bisa bercerita mengiringi nyanyian anak anak yang riang menggambar saat menyambut hujan*